Letakdan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bergantung pada letak benda. Sebuah benda yang berada di depan sebuah lensa cembung akan memiliki bayangan dengan sifat tertentu. Sifat bayangan bisa saja maya atau nyata, tegak atau diperkecil, serta diperbesar, diperkecil atau sama besar. Bayangan sebuah objek oleh lensa cembungImage Stabilization IS atau disebut juga “stabilizer” istilah yang akan saya gunakan dalam artikel ini adalah fitur yang berfungi mengatasi masalah blur yang tak diinginkan, akibat getaran / gerakan tak disengaja dari kamera ketika Anda memotret menggunakan tangan Anda. Sedangkan getaran atau gerakan yang tak disengaja itu dikenal dengan istilah “kamera shake“.Salah satu jenis stabilizer umum yang bisa Anda lihat terletak pada lensa DSLR. Jika lensa Anda memiliki stabilizer IS, VR, VC, atau OS Anda akan melihat tombol switch “on/off” untuk mengaktifkan stabilizer seperti gambar di atas. Untuk beberapa lensa, fitur ini terdiri dari beberapa tombol untuk pengaturan lanjutan atau bahkan bekerja secara otomatis dalam lensa. Umumnya stabilizer bekerja dengan cara mengkompensasi gerakan angular yang terjadi pada sumbu proyeksi gambar, agar kembali sejajar ke sumbu yang lurus sampai ke sensor gambar. Tetapi ada juga stabilizer elektronik yang mekanisme kerjanya dapat mengkompensasi stabilization IS tidak hanya digunakan pada tubuh lensa saja lens-based, tetapi juga ditanamkan pada bodi kamera body-based yaitu pada sensor gambar. Kedua jenis stabilizer tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Saat ini stabilizer digunakan pada kamera fotografi, video, teleskop astronomi, dan juga smartphone kelas atas. Untuk kamera kebutuhan umum fotografi seperti DSLR, Mirrorless dan Prosumer, masalah kamera goyang kamera shake rentan terjadi pada penggunaan shutter speed yang lambat. Artinya, “semakin lambat shutter speed yang Anda gunakan, semakin berpotensi terjadinya kamera shake, oleh sebab itu IS ini diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut. Paham? Bukan hanya pada kecepatan shutter, lensa dengan focal length yang panjang tele juga rentan terhadap masalah kamera goyang. Pada kamera khusus video, kamera goyang menyebabkan terlihatnya delay dari frame ke frame dalam rekaman video. Contoh hasil gambar menggunakan stabilizer kiri dan non-stabilizer kanan Kegunaan Image Stabilization IS Dalam Fotografi Dalam fotografi, lensa maupun kamera yang memiliki stabilizer atau IS ini, akan memungkinkan fotografer untuk menggunakan shutter speed “- 3-4 stop” lebih lambat dari kecepatan ideal agar kamera tidak goyang. Tetapi ada laporan uji coba yang bahkan bisa menggunakan shutter speed lebih lambat dari itu dengan bantuan stabilizer. Mungkin tidak diketahui oleh banyak orang, bahwa sebenarnya ada rumus sederhana untuk menentukan nilai shutter speed ideal pada lensa “TANPA STABILIZER / NON-IS”, untuk menghindari masalah kamera goyang, dan ini mengacu pada focal length yang digunakan pada kamera format 35mm SLR atau full-frame. Rumus focal length = shutter speed ideal Contohnya seperti ini, jika Anda menggunakan focal 125mm pada kamera full-frame, maka nilai shutter speed yang ideal untuk menghindari kamera goyang adalah 1/125s. Paham? Rumus ini dikenal sebagai “1/mm rule“. Tapi jika nilai yang digunakan di bawah 1/125s, akan berpotensi terjadinya getaran atau guncangan kamera yang bisa mempengaruhi ketajaman gambar akibat blurring. Itu jika perangkat Anda tidak memiliki stabilizer. Tapi jika lensa atau kamera Anda memiliki stabilizer IS, keuntungannya Anda bisa menggunakan kecepatan 1/15s atau 1/8s untuk menghasilkan kualitas ketajaman yang setara dengan kecepatan 1/125s pada perangkat tanpa stabilizer. Dari mana angka-angka itu diperoleh? Itulah hasil dari penurunan - 3-4 stop shutter speed. Hitungan “stop” untuk shutter speed cukup rumit, saya akan jelaskan secara sederhana, rumusnya seperti ini Rumus - 3 stop 125mm 2 = 62,5. Kemudian 62,5 2 = 31,25. Kemudian 31,25 2 = 15,625dibulatkan jadi 15 Rumus - 4 stop 15,625 2 = 7,8125 dibulatkan jadi 8 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh 1/15s dan 1/8s. Yang jelas ini sangat berguna, karena pencahayaan yang dihasilkan oleh 1/15s lebih banyak daripada 1/125s. Untuk memahami hubungan pencahayaan dengan shutter speed silahkan baca pembahasannya Tapi sekali lagi ingat, rumus dan contoh tersebut mengacu pada kamera format 35mm seperti full-frame. Jika DSLR Anda menggunakan sensor lebih kecil dari 35mm seperti APS-C, APS-H, dll, maka untuk mengetahui nilai shutter speed ideal mengacu pada kesetaraan equivalent focal length pada kamera 35mm. Caranya dengan menghitung crop-factor DSLR Anda. Rumus focal length x crop factor = shutter speed ideal Contohnya seperti ini, jika Anda menggunakan lensa tanpa stabilizer dengan focal length 50mm pada DSLR format APS-C misalnya Canon 600D. Sementara Canon 600D diketahui memiliki crop-factor “ maka nilai shutter speed idealnya dihitung 50mm x = 80mm yaitu kecepatan 1/80s. Itu perhitungan untuk lensa tanpa stabilizer, jika menggunakan stabilizer silahkan hitung lagi menggunakan rumus - 3-4 stop di atas. Bisa dipahami? Untuk mengetahui lebih dalam tentang crop-factor silahkan baca pembahasannya di sini. Perlu juga diingat bahwa image stabilization IS ini tidak bisa mengatasi blur akibat gerakan subjek atau goncangan kamera yang ekstrim. Jadi bedakan antara getaran kamera dengan gerakan subjek yang Anda foto. Stabilizer atau IS hanya dirancang untuk mampu mengurangi mereduksi blur dari getaran normal, bukan goncangan yang berlebihan. Namun pengembangan IS sudah bisa mendeteksi gerakan panning yang disengaja atau lebih agresif. Jika lensa atau kamera yang Anda gunakan tidak memilki stabilizer, maka solusinya dengan menggunakan tripod. Pertanyaannya, apakah Anda akan terus-terusan membawa tripod saat memotret? Tidak kan? Makanya fungsi IS ini dibutuhkan dan jangan heran jika lensa dengan stabilizer lebih mahal daripada lensa non-stabilizer. Untuk keperluan astrophotography, seperti memotret Bima Sakti Milky Way, Aurora, Bulan, Bintang, dll, dibutuhkan stabilizer khusus untuk menangani pergerakan benda-benda langit saat kamera diset “long exposure” baca di sini apa itu long exposure. Stabilizer lensa tidak berlaku lagi di sini, karena kamera akan menggunakan tripod, sehingga yang dibutuhkan adalah stabilizer khusus yang ditanam dalam bodi kamera body-based. Contohnya DSLR Pentax K-5dan Pentax K-r dapat menggunakan kemampuan “sensor-shift” untuk mengurangi bintang berjalan saat long exposure “jika” dilengkapi dengan aksesori O-GPS1 GPS untuk data posisi. Akibatnya, stabilisasi mengkompensasi gerakan bumi, bukan lagi kamera. Nama-Nama Stabilizer Yang Digunakan Produsen Lensa Setiap produsen kamera, lensa, smartphone menggunakan nama yang berbeda untuk stabilizer miliknya. Misalnya Canon menggunakan nama familiar “Image Stabilizer IS” dan Nikon menamakan “Vibration Reduction VR”. Meski namanya berbeda, tapi tujuannya sama yaitu untuk mengatasi kamera goyang. Berikut nama-nama stabilizer dari produsen yang populer saat ini Image Stabilizer IS – Canon Vibration Reduction VR – Nikon AntiShake AS – Konica Minolta In Body Image Stabilisation IBIS – Olympus Optical SteadyShot OSS – Sony Cyber-shot dan Alpha E-mount MegaOIS, PowerOIS – Panasonic dan Leica SteadyShot SS, Super SteadyShot SSS, SteadyShot INSIDE SSI – Sony Optical Stabilization OS – Sigma Vibration Compensation VC – Tamron Shake Reduction SR – Pentax PureView phone optical stabilised sensor – Nokia UltraPixel – HTC Bagi pemula yang membaca artikel ini mungkin akan sedikit bingung. Pahami saja dulu garis besarnya yaitu fungsi stabilizer. Untuk pembahasan soal nilai shutter speed ideal dengan sejumlah rumus-rumus di atas, Anda perlu memahami apa itu shutter speed, perhitungan stop, equivalent focal length, dan crop-factor. Sekarang Anda sudah tahu bahwa materi fotografi level atas itu rumit. Ini hanya sedikit contoh dari sekian banyaknya materi fotografi yang kadang-kadang bikin puyeng kepala. Dan kemungkinan saya akan membahas lebih lanjut tentang stabilizer ini pada artikel yang berbeda. Baik, semoga bermanfaat!!
Canon3000D kit 18-55mm IS (5 jutaan), DSLR pemula Canon paling basic. Sensor 18 MP, tapi masih tetap 9 titik fokus. Rekomendasi kami : bila ada dana pertimbangkan naik ke 1500D dengan sensor 24 MP. Canon EOS M200 kit 15-45mm (6 jutaan), penerus EOS M100 dengan desain yang sama persis namun sudah bisa rekam video 4K.Image Stabilization IS atau disebut juga “stabilizer” istilah yang akan saya gunakan dalam artikel ini adalah fitur yang berfungi mengatasi masalah blur yang tak diinginkan, akibat getaran / gerakan tak disengaja dari kamera ketika Anda memotret menggunakan tangan Anda. Sedangkan getaran atau gerakan yang tak disengaja itu dikenal dengan istilah “kamera shake“. Salah satu jenis stabilizer umum yang bisa Anda lihat terletak pada lensa DSLR. Jika lensa Anda memiliki stabilizer IS, VR, VC, atau OS Anda akan melihat tombol switch “on/off” untuk mengaktifkan stabilizer seperti gambar di atas. Untuk beberapa lensa, fitur ini terdiri dari beberapa tombol untuk pengaturan lanjutan atau bahkan bekerja secara otomatis dalam lensa. Umumnya stabilizer bekerja dengan cara mengkompensasi gerakan angular yang terjadi pada sumbu proyeksi gambar, agar kembali sejajar ke sumbu yang lurus sampai ke sensor gambar. Tetapi ada juga stabilizer elektronik yang mekanisme kerjanya dapat mengkompensasi stabilization IS tidak hanya digunakan pada tubuh lensa saja lens-based, tetapi juga ditanamkan pada bodi kamera body-based yaitu pada sensor gambar. Kedua jenis stabilizer tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Saat ini stabilizer digunakan pada kamera fotografi, video, teleskop astronomi, dan juga smartphone kelas atas. Untuk kamera kebutuhan umum fotografi seperti DSLR, Mirrorless dan Prosumer,masalah kamera goyang kamera shake rentan terjadi pada penggunaan shutter speed yang lambat. Artinya, “semakin lambat shutter speed yang Anda gunakan, semakin berpotensi terjadinya kamera shake, oleh sebab itu IS ini diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut. Paham? Bukan hanya pada kecepatan shutter, lensa dengan focal length yang panjang tele juga rentan terhadap masalah kamera goyang. Pada kamera khusus video, kamera goyang menyebabkan terlihatnya delay dari frame ke frame dalam rekaman video. Contoh hasil gambar menggunakan stabilizer kiri dan non-stabilizer kananKegunaan Image Stabilization IS Dalam Fotografi Dalam fotografi, lensa maupun kamera yang memiliki stabilizer atau IS ini, akan memungkinkan fotografer untuk menggunakan shutter speed “- 3-4 stop” lebih lambat dari kecepatan ideal agar kamera tidak goyang. Tetapi ada laporan uji coba yang bahkan bisa menggunakan shutter speed lebih lambat dari itu dengan bantuan stabilizer. Mungkin tidak diketahui oleh banyak orang, bahwa sebenarnya ada rumus sederhana untuk menentukan nilai shutter speed ideal pada lensa “TANPA STABILIZER / NON-IS”, untuk menghindari masalah kamera goyang, dan ini mengacu pada focal length yang digunakan pada kamera format 35mm SLR atau full-frame.Rumus focal length = shutter speed seperti ini, jika Anda menggunakan focal 125mm pada kamera full-frame, maka nilai shutter speed yang ideal untuk menghindari kamera goyang adalah 1/125s. Paham? Rumus ini dikenal sebagai “1/mm rule“. Tapi jika nilai yang digunakan di bawah 1/125s, akan berpotensi terjadinya getaran atau guncangan kamera yang bisa mempengaruhi ketajaman gambar akibat blurring. Itu jika perangkat Anda tidak memiliki stabilizer. Tapi jika lensa atau kamera Anda memiliki stabilizer IS, keuntungannya Anda bisa menggunakan kecepatan 1/15s atau 1/8s untuk menghasilkan kualitas ketajaman yang setara dengan kecepatan 1/125s pada perangkat tanpa stabilizer. Dari mana angka-angka itu diperoleh? Itulah hasil dari penurunan - 3-4 stop shutter speed. Hitungan “stop” untuk shutter speed cukup rumit, saya akan jelaskan secara sederhana, rumusnya seperti iniRumus - 3 stop 125mm 2 = 62,5. Kemudian 62,5 2 = 31,25. Kemudian 31,25 2 = 15,625 dibulatkan jadi 15Rumus - 4 stop 15,625 2 = 7,8125dibulatkan jadi 8Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh 1/15s dan 1/8s. Yang jelas ini sangat berguna, karena pencahayaan yang dihasilkan oleh 1/15s lebih banyak daripada 1/125s. Terimakasih, Semoga bermanfaat SensorJN1SQ03 pada kamera utama menawarkan 50 juta titik piksel fisik dan menghasilkan gambar empat-dalam-satu 125MP secara default dengan opsi untuk menghasilkan foto beresolusi 50MP. Mampu menvisualisasikan materi yang abstrak. Switch Focus yang ada di Lensa Kamera memiliki dua mode yaitu mode Auto Fokus dan Manual Fokus.
Berikut ini saya ingin memberikan sedikit penjelasan tentang fungsi tombol yang ada pada kamera DSLR Canon terutama pada bagian depan. Ini merupakan pegangan kamera yang menonjol pada bagia kanan body Kamera DSLR Lihat Gambar Lensa Tombol ini mempunyai fungsi sebagai pengunci lensa dengan bodi Kamera DSLR. Tombol ini biasanya terletak pada lensa yang ada autofucusnya. 5. Shutter Tombol ini mempunyai fungsi untuk mengambil sebuah gambar. 6. Tombol Flash. Tombol ini digunakan untuk menyalakan flash pada kamera Digital SLR. 7. Dial Tombol ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan rana shutter speed 8. Tombol display Mempunyai fungsi untuk menampilkan gambar yang kita jepret. 9. Thumb-wheel Tombol ini merupakan tombol modus pemotretan in Flash llight Fungsi dari Lampu Flash internal ini hanya untuk memberikan penerangan 1 arah. 11. Anti red Eye Fungsi tombol tersebut sebagai penangkal untuk menghindari mata kelihatan merah pada saat menggunakan Flash llight Lampu Flash Kalau di atas menjelaskan fungsi tombol bagian depan Kamera DSLR, kali ini menuju pada bagian belakang tubuh Kamera DSLR Canon. Finder merupakan jendela bidik. LCD Monitor LCD ini mempunyai fungsi untuk melihat gambar, melihat settingan pada kamera, dan melihat fitur-fitur pada kamera DSLR. navigasi Tombol ini memiliki untuk membantu dan mengendalikan kamera serta melihat hasil gambar yang sudah di jepret. Tombol navigasi ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda, scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa. AV Tombol ini mempunyai fungsi dalam mengatur bukaan diafragma atau aperture. 16. Tombol Fn/Q Tombol ini merupakan pengaturan menu yang berfungsi untuk pengaturan white balance dan metering. Zoom in zoom out Jangan salah menafsirkan Tombol Zoom in zoom out ini. Tombol ini bukan untuk memperbesar Objek pada saat membidik Subjek Gambar,akan tetapi fungsi tombol ini untuk melihat foto hasil dari bidikan kita yang muncul di LCD. life view Tombol ini berfungsi untuk membidik objek lewat alternative jika anda tidak ingin membidik gambar dengan menggunakan Finder. Menu dan info Menu sebagai pengaturan , Tombol InFo untuk mengetahui Info Gambar yang telah kita ambil. Preview Tombol ini berfungsi untuk melihat jepretan yang muncul pada LCD. Hapus Berfungsi untuk mendelete gambar/ isi memori.
Jakarta - Kapan sebaiknya menghidupkan stabilizer lensa? JawabanFungsi dari IS image stabilization dan VR vibration Reduction atau OIS optical Image stabilization adalah untuk menstabilkan lensa saat memegang kamera dengan tanggan, akibatnya foto akan bisa lebih tajam. Biasanya, IS/VR boleh dibiarkan pada kondisi on, Tapi ada beberapa kondisi dimana sebaiknya IS/VR/OIS dimatikan, antara lainJangan menghidupkan stabilizer saat kamera diam saat didudukkan di tripod. Karena jika tidak mendeteksi adanya getaran, stabilizer akan bergetar dan membuat foto tidak menghidupkan stabilizer saat menggunakan shutter speed yang cepat, kecuali mengunakan shutter speed yang lebih lambat dari 1/jarak fokal lensa. Contohnya, jika mengunakan lensa dengan jarak fokal 50mm, dan shutter speed yang diperoleh 1/100 detik, maka tidak perlu menghidupkan stabilizer. Sebaliknya, jika mendapatkan shutter speed 1/30 detik 30 < 50mm maka, sebaiknya menghidupkan langsung menekan tombol shutter secara penuh. Tekan tombol shutter setengah dulu, tunggu 1-2 detik sampai kamera/lensa memantapkan stabilizernya dulu baru tekan secara mematikan kamera saat stabilizer masih bekerja. jsn/ash
Xigp.